Laman

Jumat, 24 Oktober 2014

MENCONTEK = MENIPU


Mencontek dan bahkan menconteki teman dengan membiarkan teman lain membaca jawaban kita, adalah termasuk kecurangan dan hal ini merupakan hal yang jelas-jelas dilarang dalam Islam.
Mungkin masih banyak dari saudara/i kita se muslim yang tidak segan mencontek untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Cara apapun dilakukan, asalkan tidak ketahuan. Padahal Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi, Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan" (Q.S. Al-Hujuraat:18).
Sehingga hukum mencontek menurut Islam adalah haram sebagaimana perilaku tipu daya, kebohongan dan ketidakjujuran yang lain.
Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadits sahih riwayat muslim: Artinya: Barangsiapa yang menipu kita, maka ia bukan bagian dari kita.
Hadits sahih lain riwayat Muslim Nabi menyatakan: Barangsiapa yang melakukan tipu daya ia bukanlah bagian dariku.
Tabrani meriwayatkan sebuah hadits di mana Nabi bersabda: Artinya: Barangsiapa yang melakukan tipu daya pada kita, maka ia bukan termasuk bagian dari kita. (Pelaku) makar dan tipu daya masuk neraka.
Hadits-hadits di atas bersifat umum atas haramnya segala praktik tipu daya dan ketidakjujuran di berbagai bidang termasuk menyontek.
Allah SWT dalam QS Al-Baqarah 2:9 berfirman: Artinya: Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Jadi, nyontek atau mencontek hukumnya adalah haram karena ia perilaku tipu daya, penipuan baik kepada orang lain maupun pada diri sendiri. Mencontek saat ujian adalah perilaku tipu daya yang tidak bertanggung jawab yang memiliki dampak besar di masa depan.
Nyontek adalah perilaku korup yang harus segera dihentikan dan diganti dengan kejujuran, kerja keras, berkeringat dan bangga dengan semua itu.
Untuk menghindari dan berhenti dari kebiasaan nyontek yang pertama dan utama adalah niat dan komitmen untuk berhenti nyontek apapun yang terjadi. Setelah itu ada beberapa langkah untuk dapat dilakukan yakni:
- Menyadari bahwa hidup yang bermartabat, terhormat dan membahagiakan dalam jangka panjang itu adalah hidup yang penuh kejujuran. Betapapun beratnya kejujuran itu.
- Menyadari bahwa hasil dari mencontek adalah kepalsuan. Bagaimanapun tingginya prestasi yang dicapai darinya.

- Menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletek pada kerja keras dan saat memetik hasil dari jerih payah kerja keras tadi. Betapapun hasil yang dicapai di bawah harapan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar